BLSM Program Rujukan Mengentasan Kemiskinan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini masalah kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang timbul dalam pembangunan bersama-sama dengan masalah pengangguran dan kesenjangan yang ketiganya saling kait- mengkait. Kemiskinan menjadi semakin sering dibicarakan karena adanya peningkatan jumlah penduduk miskin yang cukup tajam, dari tahun ke tahun kemiskinan selalu bertambah dan terus bertambah, di indonesia yang menjadi faktor utama adalah bagaimana memberikan stimulus agar masyarakatnya mampu menjadikan dirinya sebagai faktor produksi dan mampu mengolah kekayaan yang mereka punya. Di Sumenep yang mayoritas masyarakatnya adalah petani, bagaimana pemerintah setempat mampu menjadikan masyarakat di sekitaranya mampu membangkitan semangat dan mampu melihat apa yang menjadi kelebihan masyarakat tersebut. Dengan adanya bantuan material dan tentunya semangat untuk menjadi yang lebih baik akan dapat menjadikan masyarakat akan berkembang dan akhirnya kemiskinan akan semakin terhapus dari peradaban dunia.
Makalah ini mencoba untuk menganalisa sejauh ana BLSM mampu merubah kemiskinan yang ada di Kab. Sumenep pada saat ini melalui pandangan baru yang didasarkan pada perubahan-perubahan penting yang terjadi sana selama adanya bantuan tersebut dari pemerintah. Kajian ini memaparkan bagaimana BLSM (bantuan langsung sementara masyarakat) mampu merubah kehidupan masyarakat, dan penulis berharap bahwa kajian ini akan menjadi sumbangan penting untuk menghangatkan diskusi tantang pentingnya penyayoman serta bantuan terhadap warga yang kurang mampug. Maka bukan hal yang mengejutkan apabila strategi-strategi pengentasan kemiskinan sangan tertuju kepada kebijakan pemerintah untuk mengadakan bantuan sementara untuk masyarakat miskin oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul “BLSM Program Rujukan Mengatasi Kemiskinan di Kab. sumenep” dan penulis sangat berharap bahwa kajian kemiskinan ini dapat menjadi sumbangan berarti dalam menghadapi berbagai tantangan.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. kemiskinan
Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Sebagian orang memahami istilah ini secara material, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin" contohnya saja Indonesia.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
• Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
• Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
• Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standart yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira-kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
2. BLSM (bantuan langsung sementara untuk masyarakat)
Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat, yang selanjutnya disebut BLSM adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan Pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM. Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono menyatakan bahwa tujuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) adalah untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat dan kompensasi menyusul pengurangan subsidi BBM. Pengurangan subsidi menyebabkan kenaikan harga BBM yang diikuti dengan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok sehingga daya beli masyarakat menurun terutama masyarakat miskin. Untuk itulah BLSM disalurkan.
BLSM diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yaitu Rumah Tangga Miskin (RTM) yang ditandai dengan Kartu Perlindungan Sosial.
B. Strategi penanggulangan kemiskinan di Indonesia
Penanggulangan kemiskinan di Indonesia menggunakan sistem 4 klaster yakni :
Klaster bantuan sosial : target bagi penduduk miskin lapisan terbawah dan sudah tidak dapat diberdayakan. ( Program Beras Miskin, program BLT/BLSM,program Beasiswa Miskin );
Klaster pemberdayaan masyarakat : target bagi penduduk miskin yang masih mau dan mampu belajar untuk mengatasi kemiskinannya. ( Kegiatan PNPM-MPd dan MPk, PKK, POSDAYA, Program Keluarga Harapan );
Klaster UMKM : dengan target lapisan masyarakat miskinatau rentanmenjadi miskin dan sudah berdaya serta mempunyai sedikit ketrampilan dan pengetahuan di bidang UMKM. ( Kegiatan kredit perbankan dengan bunga ringan salah satunya program KUR.Program KUR yang salah satunya disalurkan oleh BUMN yakni Bank BRI merupakan program kredit dengan Bungan ringan yakni 1,06 % per bulan;
Klaster program-program pendukung : dimanfaatkan untuk melancarkan kegiatan pembangunan infrastruktur pembangunan kesejahteraan masyarakat.( Kegitan pembangunan perumahan sederhana pembangunan jalan aspal.sarana PDAM dan pipanisasi untuk air bersih ).
mpokan dalam dua kategori, yaitu kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standart yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira-kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).
C. BLSM dan kemiskinan di Sumenep
Bantuan langsung sementara untuk masyarakat (BLSM) sangatlah membanti masyrakat sumenep untuk lebih menjalani hidup sehari-hari, karena kehidupan masyarakat Sumenep yang miskin juga sangat jarang sekali mendapat perhatian dari pemda setempat. Masyarakat di daerah sana hanya mampu menunggu bantuan dari pemerintah yang pada akhirnya BLSM ini turun dan mewabah di negara kita ini .
Banyak para masyarakat kurang mampu bersyukur dan menjadikan bantuan tersebut sebagai alat atau modal untuk melakukan usaha kecil-kecilan, misal: jualan cilok, krupuk dan sebagainya. Pada akhirnya mereka mendapatkan penghasilan meski hanya 10-50 ribu per harinya. BLSM yang hanya berkisar Rp. 150.000,- di tambah dengan uang simpanan dll, sudah mampu menjadi modal awal untuk masyarakat Sumenep.
Pada dasarnya masyarakat Sumenep mempunyai banyak alternatif dalam mencari modal terutama di pedesaan, karena di daerah sana sudah ada koperasi unit desa (KUD) yang memberikan pinjaman untuk masyarakat yang kurang mampu, namun kurang percaya diri dan tidak adanya keberanian untuk meminjam akhirnya masyarakat hanya diam dan menunggu pekerjaan yang biasanya hanya pekerjaan harian atau sampingan. Sungguh ironis sekali jika melihat keadaan yang sebenarnya dapat di berdayakan akan kemampuannya namun tidak mampu melihat kelebihan yang mereka punya.
BLSM inilah yang mampu menopang setiap keluh-kesah masyarakat Sumenep yang pada awalnya untuk orang-orang yang dilihat miskin, namun pada akhirnya pemerintah menemukan soslusi untuk tepat sasaran dalam mencairkan dana BLSM tersebut.
Upaya pemerintah memang dapat dikatakan sudah berhasil dalam mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia khususnya yang ada di Sumenep karna sekarang banyak masyarakat yang tidak lagi mengeluh akan keadaannya dan mampu menjalankan kehidupannya dengan selayaknya dan tentunya lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang sudah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
• Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
• Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
• Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
2. BLSM merupakan Bantuan Langsung Sementara untuk Masyarakat, yang selanjutnya disebut BLSM adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan Pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM.
3. BLSM menjadikan masyarakat hidup lebih nyaman dan sedikit bebas dari beban sehari-harinya.
4. BLSM menjadi bahan rujukan ntuk di kembangkan demi mengentaskan kemiskinan di Indonesia Khususnya di Kab. Sumenep.
B. Saran
Sebagai palajar yang baik dan mempunyai pemikiran yang cerdas hendaknya melihat apa yang menjadi tolak ukur antara proses yang mengakibatkan kemiskinan dan apa yang menjadi bahan acuan untuk mengentaskan kemiskinan tersebut
Dan juga memanfaatkan keadaan ketika belajar untuk menjadi manusia yang layak untuk bersaing di masa yang akan datang
Untuk masyarakat hendaknya melihat apa yang menjadi potensi diri dalam mengayun kehidupan sekarang dan akan datang
Serta bagi pemerintah hendaknya melihat dan menganalisis sejauh mana masyarakat dapat mempergunakan kemampuannya dan tidak lupa pula memberikan bantuan materi dan moral untuk orang yang kurang mampu.
Daftar Pustaka
Amar, Syamsul, (2000). Analisis Ekonomi Tentang Kemiskinan Dan Implikasi Kebijaksanaannya di Pedesaan di Propinsi Sumatera Barat, Unair, Surabaya.
Nurwidiastuti, (2001). Kemiskinan : Telaah Kritis dan Alternatif Penanggulangannya,Kajian Bisnis, 24 September-Desember 2001, STIE Widya Wiwaha
Internet:
• http://www.antaranews.com/berita/380706/blsm-dari-berbagai-pandangan
0 comments:
Post a Comment