A. Konsep Agroindustri
Ada beberapa definisi tentang agro-industri, pertama terkait dengan proses pengolahan hasil-hasil pertanian, dan kedua terkait dengan persoalan bentuk yang terkait degan persoalan bentuk organisasi produksi. Persoalan yang terkait dengan proses pengolahan hasil-hasil pertanian terdiri atas:
a. Industri hulu atau industri pengolahan input pertanian yang meliputi pupuk, pestisida, pakan ternak/unggas/ikan, peralatan pertanian, dll.
b. Industri hilir atau pengolahan hasil pertanian yang meliputi pengolahan minyak kelapa, pengalengan buah, dll.
Selain persoalan yang terkait dengan proses pengolahan hasil-hasil pertanian di tersebut ada bentuk-bentuk organisasi produksi premer dimana organisai ini mengarahkan kepada organisasi industri yang nantinya merujuk kepada dua hal yaitu perkebunan perkebunan besar (plantation) yang kaitannya dengan pabrik besar, dan contract farming dengan model inti-rakyat, dimana hal itu sering muncul dalam bentuk sub-kontrak (komersial atau industrial). Bentuk seperti ini merupakan suatu cara untuk mengatur kelangsungan hubungan pihak pertanian dengan agro-industri agar hubungan tetap menjadi harmonis dan berlangsung baik.
B. Transformasi Agraris
Tuntunan peran yang harus dimainkan oleh sektor pertanian dalam transformasi global tersebut mencakup, sektor pertanian yang dengan sendirinya harus bertambah produktif dan dalam waktu bersamaan andil sektor pertanian dalam sistem perekonomian secara keseluruhan harus berkurang, sejalan dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi lainnya yang lebih cepat. Ada beberapa strategi transformasi agraris di wilayah pedesaan yang tentunya sangat memungkinkan untuk dilakukan oleh negara-negara yang sebagian besar penduduknya bergerak di sektor pertanian, yaitu antara lain sebagai berikut.
a. Strategi kapitalistik
b. Strategi yang dinamakan sosialistis
c. Strategi populis atau ekonomi petani kecil modern.
C. Masyarakat Agraris
Perekonomian di Indonesia sampai saat ini masih di klaim sebagai agararis meskipun sejak tahun 1980-an sumbangan pertanian terhadap Produksi Domestik Bruto terus mengalami penurunan secara relatif, karena sebagian masyarakat Indonesia masih menggantungkan dirinya kepada kegiatan pertanian. Apabila produksi makin meningkat, maka dalam hal pertanian, petani akan semakin mampu memenuhi kebutuhan minimumny, kegiatan perdagangan hasil pertanian akan semakin meningkat pula (Yuswandi, 2005). Jika petani Indonesia telah berfikir demikian, maka para petani akan menanam atau mengusahakan sesuatu yang paling menguntungkan atau memberi pendapatan yang lebih banyak (Rahardjo, 1986).
Sebenarnya pemerintah sudah lama berusaha untuk membuat para petani giat dalam menjalalankan tugas sebai seorang petani yang tidak hanya dalam peningkatan produksi pertaniannya saja, akan tetapi untuk meningkatkan pendapatannya melalu mekanisme pasar.
D. Faktor Potensial Perkembangan Agroindustri
Masyarakat petani di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh ekonomi global, mereka selalu mengandalkan asas profit maximization yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Cepatnya mengadopsi hal-hal baru yang inovatif
b. Derajat kosmopolitannya tinggi
c. Berani menanggung resiko dalam melakukan usahanya
d. Mampu dan mau mencoba hal-hal yang baru termasuk teknologi baru, karena sumberdaya yang dipakai untuk melaksanakan hal tersebut dimiliki; dan karenanya di samping digolongkan sebagai petani maju, mereka juga umumnya petani komersial (Soekartawi, 1995: 181-182).
Pengembangan agroindustri di Industri memiliki peluang yang cukup besar, antara lain dikarenakan beberapa pertimbangan sebagai berikut.
a. Letak Geografis Indonesia yang berada di persimpangan perdagangan dunia
b. Melimpahnya sumber daya alam
c. Masih besarnya potensi tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian (Soekartawi, 1995).
d. Kebijakan politik negara yang sangat membuka peluang bagi investasi di Indonesia, baik di bidang petanian atau bidang manufaktur lainnya, cukup mendukung.
E. Beberapa Alternatif Menuju Agroindustri
Sebagai imbas dari tingginya pembangunan yang lebih mengutamakan pembangunan industri manufaktur, maka pertumbuhan agroindustri di Indionesia menjadi sangatlah lamban. Di samping beberpa alasan tersebut, pertumbuhan agribisnis di Indonesia juga mengalami perkembangan yang tidak optimal, kerena beberapa faktor, antara lain.
a. Pola produksi petani sebagian besar tidak mengelompok dalam satu areal yang kompak sehingga azas efisiensi berdasarkan skala usaha sulit mencapai tingkat yang efisien
b. Sarana dan prasarana ekonomi (terutama di luar jawa) di wilayah sentra industri kurang memadai
c. Pola agroindustri biasanya berpusat di wilayah perkotaan
d. Sistem kelembagaan di pedesaan, baik organisasi lain, kelembagaan keuangan, pasar, atau informasi pasar di tingkat petani masih belum memadai (Soekartawi, 1995).
Mengingat sebagian besar kondisi sumberdaya petani di Indonesia masih relatif rendah (baik aspek keterampilan maupun penguasaan lahan), maka ada beberapa alternatif kebijakan harus dilakukan antaa lain segabai berikut.
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani untuk mengembangkan usaha tani secara efektif dan efisien
b. Menyebarluaskan informasi dan peluang pasar kepada seluruh petani , serta mengembangkan menejemen usaha tani
c. Mengembangkan standarisasi kualitas produksi petani secara tegas dan dipahami oleh semua pihak
d. Mengembangkan kelembagaan berdasarkan keinginan petani, namun tiak mengabaikan kebutuhan lembaga sesuai dengan kondisi global
e. Konsolidasi kelembagaan pemasaran dan pengembangan market-integent
f. Membuka peluang investasi pemodal asing yang bergerak dibidang agroindustri sehingga mampu meningkatkan kualitas ekspor produk pertanian
g. Mendorong tumbunya inovasi-inovasi di bidang pertanian dan teknologi serta pengolahan produk pertnanian pada berbagai skala usaha kecil maupun menengah di seluruh masyarakat
h. Memperhatikan kondisi sosial dan budaya agar tidak berbenturan dengan budaya global dan aspek pembangunan agroindustri.
Dengan memperhatikan aspek produktifitas, stabilitas, sustainabilitas, dan penyebarluasan, maka pembangunan pertanian menuju agroindustri diharapkan akan lebih berhasil dan predikat sebagai negara agraris yang memiliki potensi pertanian yang sangat melimpah seperti di Indonesia ini tentunya akan menjadi jalan utama untuk berpijak ke arah agroindustri yang baik.
Saturday, 4 January 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment