Saturday, 4 January 2014

Nama : Fery Fadli
Nim : 110910302013

Pekan kondom nasional salah satu program dari Menteri Kesehatan (menkes) Nafsiah Mboi yang menjadi bahan perbincangan semua orang baik di media massa atau elektronik akhir-akhir ini. Meski ada sebuah penyangkalan dari wakil menteri kesehatan Ali Ghufron tentang ketidak benaran akan program terebut yang membagi-bagikan kondom ke masyarakat baik tua maupun remaja akan tetapi penyangkalan tersebut tidak merubah keadaan jika meskeslah yang salah membuat program.
Banyak kalangan masyarakat terutama dua organisasi utama muslim Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah yang mengecam program tersebut karna di nilai sebagai program perusak moral anak bangsa. Meski awal dari program tersebut untuk menanggulangi penularan HIV AIDS namun seakan-akan program tersebut menambah rangsangan untuk melakukan seks bebas. Tidak akan terpungkiri jika hal itu akan benar-benar menjadi program perangsang seks bebas karna kondom di legalkan untuk semua kalangan bahkan di bagikan gratis seperti halnya penyuluhan Deman Berdarah (DBD).
Istilah kondom mungkin sering terdengar di telinga kita, bahkan anak kecil sekalipun sekarang sudah mengerti apa itu kondom dan apa kegunaanya. hal itu mengindikasikan bahwa keberadaan kondom sudah mewabah di Negeri ini baik dari kalangan dewasa, remaja maupun anak di bawah usia. Jika kita lihat fenomena kondom di Indonesia penjualannya mencapai 150 juta dan timbulah pertanyaan. siapa saja yang memakai kondom tersebut? Apakah penjualannya sudah dibatasi dengan sebuah ketentuan umur?. Tentunya hal itu juga harus menjadi kajian lebih lanjut oleh meskes sebelum memutuskan kebijakan sehingga kebijakan tersebut tapat guna.
Setidaknya jika Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi ingin mencegah penularan HIV AIDS harus melihat terlebih dahulu mayoritas agama yang di anut Indonesia apa dan juga harus sadar akan seks bebas yang ada di Negeri ini. Tidak akan menjadi bahan perbincangan jika sebuah kebijakan tidak mempunyai banyak madorat terhadap banyak orang. Seakan-akan memberikan kebebasan untuk melakukan hubungan suami istri meskipun tanpa suatu ikatan resmi. Hal yang sama juga akan berdampak terhadap pemahaman para remaja jika seks bebas tidak akan menyebabkan penyakit seksual karena sudah ada kondom dan menjadikan seks sebagai aktifitas tanpa batas.
Nafisah Mboi dalam subuah media menegaskan bahwa kondom sama sekali bukan media untuk berzina. Kondom menurutnya hanya salah satu alternatif untuk mencegah penyakit menular seksual. Akan tetapi apa yang terjadi ketika kebijakan tersebut mendapat banyak kecaman? hanyalah sebuah permasalah yang nantinya akan menyudutkan dirinya sendiri. Usaha untuk mennjadikan negara ini aman dari penyakit seksual malah menjadi bumerang untuk banyak orang.
Jika melihat menteri Kesehatan sebelumnya, akan lebih baik jika menteri yang sekarang meneruskan program-program yang sudah dibuat oleh Menteri Kesehatan sebelumnya dan pastinya tidak akan menjadi bahan gunjingan banyak orang. Namun keinginan untuk berbeda mungkin juga menjadi alasan Menkes dalam membuat program sehingga menghasilkan program yang bercorak merangsang seks bebas. Apakah kebebasan seks selama ini hadir atas kebijakan dan program pemerintah yang salah?

4 comments: